Studi China: Jika Pembatasan Perjalanan Dicabut, Lonjakan COVID-19 Pasti Terjadi

Studi China: Jika Pembatasan Perjalanan Dicabut, Lonjakan COVID-19 Pasti Terjadi
Pekerja medis mengambil sampel swab dari seorang anak untuk diuji virus corona di Distrik Ganzhou, di Zhangye, China. Foto: STR / AFP

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China atau CDC, menyampaikan hasil terbaru mereka terkait wabah COVID-19 yang kini melonjak di beberapa negara seperti Prancis dan Amerika Serikat.

CDC menuturkan, China akan menghadapi lebih dari 630.000 infeksi COVID-19 dalam kurun sehari jika mencabut kebijakan pembatasan perjalanan internasional.

Dikutip dari Reuters, Senin (29/11), studi itu juga melibatkan ahli matematika di Universitas Peking. Para ahli matematika mengatakan, China tidak akan mampu mencabut aturan pembatasan perjalanan tanpa vaksinasi.

Berdasarkan data pada bulan Agustus di Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Prancis dan Israel, terjadi lonjakan penularan COVID-19 setelah pembatasan perjalanan dicabut.

Para matematikawan China menilai, jika mereka menerapkan kebijakan serupa, sudah dipastikan akan terjadi lonjakan kasus COVID-19.

"Kasus baru harian China akan mencapai setidaknya 637.155 jika mengadopsi strategi pandemi Amerika Serikat," tulis laporan itu.

"Dan kasus harian akan mencapai 275.793 jika China mengambil pendekatan yang sama seperti Inggris dan 454.198 jika meniru Prancis," tambah laporan itu.

Studi China: Jika Pembatasan Perjalanan Dicabut, Lonjakan COVID-19 Pasti Terjadi (1)
Warga berbaris untuk swab di kompleks perumahan selama putaran ketiga pengujian massal di distrik Jinfeng, Yinchuan, Daerah Otonomi Ningxia Hui, China. Foto: Cnsphoto via Reuters

CDC China menuturkan, jika terjadi lonjakan, maka para tenaga kesehatan akan kewalahan karena akan banyak pasien COVID-19 harus mendapat perawatan.

"Temuan kami telah menimbulkan peringatan yang jelas bahwa, untuk saat ini, kami tidak siap untuk merangkul strategi 'terbuka' yang hanya bertumpu pada hipotesis kekebalan kelompok yang disebabkan oleh vaksinasi yang dianjurkan oleh negara-negara barat tertentu," jelas laporan itu.

Lebih lanjut, para ahli matematika memperingatkan perkiraan mereka didasarkan perhitungan aritmatika dasar menggunakan metode yang lebih canggih untuk mempelajari evolusi pandemi COVID-19 jika pembatasan perjalanan dicabut.



from kumparan - #kumparanAdalahJawaban https://ift.tt/3FYP8uP
via IFTTT